Baik Itu Relatif
Relatif itu apa sih?
Relatif adalah sesuatu yang tidak pasti dan nilainya bisa berubah menurut beberapa faktor. Pasti kalian pernah mendengar pernyataan ‘kalau cantik/ganteng itu relatif’. Jadi biasanya yang dimaksud cantik/ganteng itu relatif adalah bahwa pendapat orang tentang suatu kecantikan dan kegantengan itu tidak sama. Semuanya pasti dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah lingkungan. Contoh sederhana, orang di Afrika sana pasti menganggap wanita-wanita mereka yang paling cantik, sedangkan di Asia belum tentu mengatakan demikian, begitupun sebaliknya.
Relatif adalah sesuatu yang tidak pasti dan nilainya bisa berubah menurut beberapa faktor. Pasti kalian pernah mendengar pernyataan ‘kalau cantik/ganteng itu relatif’. Jadi biasanya yang dimaksud cantik/ganteng itu relatif adalah bahwa pendapat orang tentang suatu kecantikan dan kegantengan itu tidak sama. Semuanya pasti dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah lingkungan. Contoh sederhana, orang di Afrika sana pasti menganggap wanita-wanita mereka yang paling cantik, sedangkan di Asia belum tentu mengatakan demikian, begitupun sebaliknya.
Tapi postingan kali ini tidak akan membahas tentang kategori kecantikan dan kegantengan, maupun membandingkan tingkat kecantikan/kegantengan orang. Aku akan membahas hal relatif yang lain, yaitu relatifnya benar (baik) dan salah (buruk).
Sebenarnya bahasan ini pernah aku terima ditengah kuliah. Waktu itu tiba-tiba aja dosenku membahas tentang benar dan salah dan beliau mengatakan kalau sebenarnya benar itu ada karena kesepakatan. Baiklah, awalnya aku masih belum respon dengan apa yang beliau katakan, tapi kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut. Oh iya, waktu itu mata kuliah Agama Islam dan membahas tentang hukum islam, oleh bapak Musthafa.
Aku sih selalu berpikir kalau sebenarnya kebenaran itu adalah suatu harga mutlak yang berlaku universal untuk setiap kehidupan. Namun kenyataan aku hanyalah tinggal di sempitnya wawasanku jika berpikir demikian. Dan akhirnya aku memutuskan untuk sepakat dengan apa yang dikatakan oleh dosenku, kalau kebenaran itu ada karena kesepakatan bersama.
Nah, kesepakatan inilah yang nantinya menjadi batasan kebenaran itu. Maksudnya, jadi sebenarnya nilai kebenaran itu menurutku terbatas oleh lingkungan, seperti contohnya di beberapa negara, mempidana orang yang ketahuan kencing berdiri di atas jam 9 malam. Di Indonesia sendiri hal ini belum disepakati bersama, sehingga tidak heran jika kita jalan malam-malam melihat orang sedang berdiri menghadap pohon atau semak sambil membusungkan badan dan mejamin mata.
Jadi, kebanaran itu dinilai berdasarkan lingkungan, waktu dan keputusan bersama. Secara tidak langsung menyatakan kalau orang salah itu tidak selalu salah dan orang yang benar itu tidak selalu benar. Tapi aku selalu percaya kalau semua orang lahir ke dunia ini dengan membawa kebaikan bersamanya.
Ok, sekian dulu untuk postingan aneh kali ini. Hehe
Sampai berjumpa di postingan berikutnya, terima kasih.
0 Response to "Baik Itu Relatif"
Posting Komentar